Senin, 06 Juni 2016

aliran ilmu akhlak

2.1 Pengertian Akhlak
Akhlak dari segi bahasa berasal dari pada perkataan “khulq” yang berarti perilaku perangai atau tabi’at. Maksudnya seperti terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan akhlak Rasulullah saw, yang bermaksud: “Akhlaknya (Rasulullah) adalah al-quran”. Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas adalah kepercayaan, keyakinan, pegangan sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang semuanya merupakan pelaksanaan ajaran Al-quran.
            Akhlak dari segi istilah : Menurut imam Al Ghazali ” Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalm jiwa yang daripadanya timbul perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu. Menurut ibnu Maskawih ” Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih dahulu”. Menurut professor Dr Ahmad Amin, “Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan”.Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa akhlak merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan suatu tindakan.
Dalam islam akhlak adalah bersumber dari dua sumber yang utama yaitu al-quran dan al-sunnah. Ini ditegaskan oleh Rasulullah saw, dalam sepotong hadist yang bermaksud: “Sesungguhnya aku diutuskan hanya semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.Allah swt telah memuji Rasulullah karena akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam al-qur’an, firman Allah yang artinya “Sesungguhnya engkau seorang memiliki pribadi yang agung(mulia)”.
2.2 Aliran-Aliran ilmu akhlak
            Sesuatu yang disebut baik atau buruk itu relatife sekali, karena bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing yang merumuskannya dan pengertian ini bersifat subjektif karena bergantung pada individu yang menilanya.Perkembangan pemikiran manusia selalu berubah-ubah, begitu juga patokan yang digunakan orang untuk menentukan baik dan buruk manusia.Aliran-aliran ilmu akhlak terbagi menjadi 2 yaitu aliran-aliran ilmu akhlak filosofis dan aliran-aliran ilmu akhlak praktis.


2.2.1        Aliran-aliran ilmu akhlak filosofis
Akhlak manusia dapat dilihat dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat, yaitu sebagai berikut:
2.2.1.1 Positivisme
Positivisme diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-18857), yang tertuang dalam karya utama Auguste Comte, cours de Philosophic positive.Kaum positivis percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari alamn dan metode-etode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan hokum-hukum kehidupan alamiah.Kebanyakan kelompok positivis berasal dari kalangan orang-orang yang progresif, yang bertekad mencampakkan tradisi-tradisi irasional dan memperbaharui masyarakat menurut hokum alam sehingga menjadi lbih rasional.
Kaum positivisme percaya bahwa penemuan hukum-hukum alam akan membukakan batas-batas pasti yang (inherent) dalam kenyataan sosial. Skeptisisme menurut Comte, berhubungan dengan usaha-usaha pembaruan besar-besaran serta penghargaan terhadap tonggak-tonggak keteraturan sosial tradisioanl. Oleh sebab itu positivisme menjadi awal perselingkuhan dengan organisme.
Pandangan positivisme, masyarakat merupakan suatu keseluruhan organik yang kenyataannya lebih daripada sekadar jumlah bagian-bagian yang saling bergantung. Masyarakat juga merupakan suatu bagian dari alam, seperti halnya gejala fisik. Masyarakat merupakan bagian dari alam untuk memperoleh pengetahuan tentang masyarakat menuntut pengetahuan empiris dari ilmu-ilmu alam lainnya.
Dalam pandangan positivisme, akhlak manusia merupakan bagian penting dari akhlak masyarakat, dan akhlak masyarakat berlaku secara alamiah yang perlu diteliti secara empiris, rasional, dan objektif. Oleh karena itu, masyarakat yang baik akhlaknya adalah masyarakat yang berperilaku secara alamiah dan selalu berkaitan dengan keseluruhan anggota masyarakat yang sifatnya tradisional dan konservatif. Sedangkan akhlak masyarakat yang buruk adalah yang bertingkah laku dengan cara mempertahankan keyakinan terhadap hal-hal yang tidak masuk akal, teologis, dan mistik.
2.2.1.2  Organisme
Aliran organisme masih berhubungan dengan positivisme. Organisme berpandangan bahwa masyarakat merupakan suatu organisme, yang keseluruhannya lebih dari sekadar jumlah bagian-bagiannya dan hanya dapat dimengerti sebagai totalitas. Masyarakat yang benar hanya dapat mempertahankan kebenarannya jika ia senantiasa memahami fungsi-fungsi


sosial sebagaimana memahami fungsi-fungsi biologis. Individu sesungguhnya adalah kelompok karena pemahaman terhadap organ tubuh merupakan pemahaman tentang keseluruhan fungsi organik.
Dalam perspektif organisme, usaha untuk membentuk pembaruan-pembaruan akan mengganggu keutuhan masyarakat yang alamiah dan tradisional normative. Mereka yang menerima pandangan ini sangat takut akan bayang-bayang suatu masyarakat yang bukan masyarakat sebenarnya, tetapi sekadar masa individu tanpa ikatan moral. Mereka takut tekanan positivis pada pembaruan dan kepentingan diri individual yang mengatasnamakan rasio.
Menurut aliran organisme, masyarakat yang ideal adalah masyarakat yang bertahan dengan kesepakatan organiknya, yaitu kekeluargaan, gotong-royong, dan tidak memisahkan kepentingan individu dengan kepentingan sosial secara umum. Olehkarenaitu, masyarakatlah yang paling menentukan nilai baik dan buruk. Kebudayaan masyarakat hancur dan tidak berdaya guna disebabkan penyimpangan individual yang mengatasnamakan masyarakat. Dengan demikian, seluruh aktivitas masyarakat yang rasionalistik dan politis sesungguhnya merupakan ide-ide individualis yang akan menghilangkan kepentingan bersama.
2.2.1.3 Pragmatisme
Pragmatisme berasal dari kata “pragma” (bahasa Yunani), yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran dilihat dari kegunaan bagi kehidupan nyata. Pragmatisme berpandangan bahwa substansi kebenaran adalah segala sesuatu memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan. Misalnya, beragama sebagai kebenaran jika agama memberikan kebahagiaan.
Tokoh utama pragmatism adalah William James, lahir di New York City pada tahun 1842 M dan wafat pada tahun 1910 M. Pandangan pragmatism yang paling utama adalah nilai dan konsep tentang akibat suatu perbuatan. Kebenaran suatu perbuatan bergantung pada kerja dan akibatnya.Artinya, bergantung pada keberhasilan perbuatan. Pertimbangan suatu akhlak dianggap benar bila bermanfaat bagi pelakunya.
Hal-hal yang tidak berguna, tidak mendatangkan kesejahteraan, dan tidak masuk akal sebaiknya tidak dikerjakan.Sebagaimana dalam agama-agama yang hanya penuh dengan janji-janji irasional dan metafisikal.Berbuatlah yang pasti-pasti saja, yang secara praktis memberikan manfaat secara langsung pada kehidupan nyata.Jadi, tidak perlu harus menunggu pahala di akhirat yang tidak jelas. Perbuatan demikian akan dikalahkan oleh seoramg


pedagang kecil, yang menjual dagangannya dan langsung menerima keuntungan secara kontan.
2.2.1.4 Humanisme
Humanisme, menurut Ali Syariati (1992:39), berkaitan dengan eksistensi manusia humanism merupakan bagian dari aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok dari segala sesuatu adalah kesempurnaan manusia.Aliran ini memandang bahwa manusia adalah makhluk mulia yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki spesiesnya.
Kaum radikalis yang merupakan pemikir-pemikir humanism modern dan penganjur-penganjurnya di Eropa abad ke 18 dan awal abad ke 19, dalam keterangan yang mereka publikasikan pada tahun 1800 menyatakan,”Singkirkan Tuhan dari kadidah moral, dan gantiakn dengan kata hati sebab manusia adalah makhluk yang mempunyai kata hati yang bersifat moral bawaan”.
Akhlak kaum humanis selalu mengedepankan pentingan tertinggi manusia. Oleh sebab itu, jika masih ada ajaran agama, tuhan dengan segala tuntutannya pada manusia dan negara yang mengatur kebebasan manusia, semuanya harus dilenyapkan karena telah mendahului kepentingan manusia. Di dunia ini, tidak ada lagi yang paling penting, kecuali manusia.
2.2.1.5 Kapitalisme
Kapitalisme adalah aliran filsafat ekonomi paling dibenci oleh sosialisme yang berawal dari humanism. Diantara tokoh utama yang sngat benci pada kapitalisme adalah Karl Marx menurut Karl Marx, kapitaalisme telah melakukan dehumanisasi besar-besaran dengan pandangan dan serangannya yang hebat. Dengan kekuatan modal, seluruh manusia dapat ditundukkan. Jadi, akhlak manusia yang berprinsip pada kapitalisme selalu berpandangan bahwa tingkah laku manusia baik atau buruk sangat bergatung pada kekayaannya. Jika manusia kaya, siapapun dapat disingkirkan. Orang-orang miskin dengan mudah dijadikan robot kaum kapitalis, Negara-negara berkembang akan disetir oleh utang-utang yang semakin menumpuk yang dipinjam dari Negara kapitalis.
Pada zaman global, pandangan tentang modal sangat utama untuk menentukkan nasib kehidupan manusia semakin menguat. Oleh karena itu, kapitalisme akan menciptakan individualism, materialism, hedonism, dan liberalism.


2.2.1.6 Marxisme
Penganut ajaran karl marx disebut marxisme. Kaum marxisme berpandangan bahwa etika tidak ada hubungannya dengan pemasangan norma-norma abstrak dan daftar-daftar kewajiban.Urusan etika adalah hal kebaikan. Adapun kebaikan adalah motivasi-motivasi yang bebas dan creative, yang tidak memerlukan tekanan dari dalam atau perlindunagn dan paksaan dari luar yaitu kegiatan-kegiatan tanpa pamrih yang tidak takut pengetahuan dan tidak memerlukan kekeliruan. Sebaliknya, kejahatan-kejahatan meskipun tidak dapat dimusnahkan bersifat benalu terhadap yang baik. Kejahatan tidak hanya berkonflik dengan yang baik, melainkan berkonflik dengan kejahatan lain. Kejahatan dilakukan demi pamrih, berlawanan dengan sikap tanpa pamrih represif bertentangan dengan kebebasan, kejahatan bertentangan dengan sikap produktif. Kebaikan bersifat universal sedangkan kejahatan bersifat particular.
Sifat-sifat khas yang baik memperlihatkan diri dalam cinta kasih dan kleberanian dalam semangat ilmiah, seni, dan produktif. Kebaikan adalah kejujuran yang berkarya yang baik tidak memerlukan sensor, hukuman, perlindungan sebagai bagian cara kerjanya(Franz magnis, 1992:126).
Akhlak marxisme bukan akhlak yang buruk jika dilihat dari sisi upaya menyatukan kekuatan manusia. Masyarakat adalah symbol kekusaaan dan kekuatan. Oleh karena itu, agama dan Negara tidak dibutuhkan jika membebani manusia dengan standar moral yang diciptakan secara paksa, moralitas manusia telah ada dalam diri manusia, bukan berasal dari agama atau Negara.
Menurut Marxisme, manusia selalu menemukan diri dalam struktur-struktur social tertentu. Struktur-struktur trsebut meupakan kerangka acuan bagi tindakan-tindakannya meanusia dalam pekerjaannya terus menerus membangun dan mengubah struktur-struktur yang sudah usang. Keselamatan masyarakat dapat terwujud dengan syarat hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus.Manusia diberdayakan oleh dirinya sendiri sehingga interaksi antar manusian tidak diperlukan.
2.2.1.7 Materialisme
Materialisme adalah aliran dalam filsafat yang mengatakan bahwa yangpaling ada dan selalu benar adalah materi. Bagi penganut materialisme, akhlakmanusia bertujuan mengejar materi karena manusia mementingkan materi yang merupakan unsur dirinya sendiri. Materilisme tidak mempercayai adanya kehidupan setelah dunia karena kehancuran dunia adalah kehancuran materi.


2.2.1.8 Naturalisme
Menurut Naturalisme akhlak yang baik adalah akhlak yang sesuai dengan fitrah alamiyah, sedangkan akhlak yang buruk adalah akhlak yang keluar dari fitrah alamiyah manusia. Fitrah adalah naluri kemanusiaan yang sudah ada sejak manusia dilahirkan.
Aliran naturalisme berpendirian bahwa segala sesuatu dalam dunia akan menuju tujuan tertentu, dengan memenuhi panggilan natur setiap sesuatu dapat sampai pada kesempurnaan. Sepeti pada benda benda, tumbuh-tumbuhan juga termasuk di dalamnya, tetapi dapat di capai secara otomatis tanpa di sertai dengan pertimbangan dan perasaan. Hewan menuju tujuannya itu dengan kehewanannya, sedangkan manusia menuju tujuan itu dengan akal pikirannya. Karena akal menjadi wasilah bagi manusia untuk mencapai kesempurnaannya, manusia harus melakukan kewajibannya dengan berpedoman pada akal.
2.2.1.9 Hedonisme
Aliran hidionisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua, karena berakar pada pemikiran filsafat yunani. Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang baik adalah perbuatan yang akan mendatangkan suatu kelezatan, kenikmatan dan kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua mengandung kelezatan, melainkan adapula yang mendatangkan kepedihan, dan apabila harus memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan maka yang dilakukan adalah yang mendatangkan kelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih sesuatu perbuatannya, harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan kepedihannya.
2.2.1.10 Teologis
Aliran Teologis adalah aliran yang mengatakan bahwa kebenaran berpusat dari Tuhan. Oleh karena itu,manusia yang berakhlak baik adalah manusia yang mengikuti hukum-hukumTuhan. Salah satu tokoh aliran teologis adalah Augustinus.
2.2.1.11 Utilitarisme
Maksud utilitarisme adalah untuk sesama manusia/semua mahluk yang memiliki perasaan. Dalam abad sekarang ini kemajuan di bidang teknik cukup meningkat dan kegunaanlah yang menentukan segala-galanya. Namun dengan paham ini terkadang cenderung ekstim dan kegunaan hanya dari sudut padat materialistik kegunaan dalam arti bermanfaat yang tidak hanya berhubungan          dengan materi melainkan juga dengan bersifat rohani biasa diterima


2.2.1.12 Idealisme
Etika plato bersifat rasional dan mencerminkan intelektualitas yang tinggi. Dasar ajarannya adalah mencapai sutu akal budi yang baik. Akal budi artinya, mengetahui. Pendapat plato tentang etika, berpihak pada ajarannya tentang idealisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke dalam praktik hidup. Dari pengetahuan sebenarnya dialektik timbul akal budi yang tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan yang tidak berbudi, menurut plato, ada dua macam budi, yaitu:
Budi filosofis, yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian
Budi biasa, yang dibawa oleh kebiasn orang banyak
2.2.1.13Rasionalisme
Menurut Rasionalis, rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio yang dapat membawa orang menuju kebenaran. Yang benar hanyalah tindakan akal yang terang benderang yang di sebut Idaes claires el distinces. Idea terang benderang ini pemberian tuhan sebelum orang dilahirkan, dan tidak mungkin salah.
Menurut aliran Rasionalis, suatu pengethuan diperoleh dengan cara berfikir, akhlak manusia yang benar adalah yang didasarkan pada rasio, bukan pada penglaman.
2.2.1.14 Empirisme
Empirisme adalah salah satu aliran dari filsuf yang menekankan peranan pengalaman dalam memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil dari bahasa yunani “emperia”, yang berarti coba-coba atau pengalaman
Penganut Empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan suatu sumber pengetahuan bagi manusia yang mendahului rasio. Tanpa pengalaman rasio tidak memiliki kemampuan untuk gambaran tertentu. Walaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa pengalaman, rasio adalah khayalan belaka
Dalam pandangan empirisme, akhlak manusia terus berkembang karena bagian dari penggalian pengalaman dan kebenaran yang diperoleh manusia adalah ketika pengalaman hidupnya semakin banyak, sehinggan manusia akan memiliki kemampuan yang lebih cerdas dalam memilih dan memilah bentuk-bentuk   perbuatan.Akhlak baik dan buruknya diukur oleh pengalaman pribadinya masing-masing.
2.2.1.15 Vitalisme
Menurut faham ini yang baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Faham ini pernah diperaktekan pada penguasa zaman para feodalisme terhadap


kaum yang lemah dan bodoh. Dengan kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki ia menggambarkan pola hidup feodalisme, dictatordantiranic. Perbuatan dan ketetapan menjadi contoh bagi masyarakat, mengingatorang yang bodoh dan lemah selalu mengharapkan pertolongan dan bantuan.
Aliran-aliran filosofis sebenarnya masih banyak, tetapi dengan beberapa aliran yang diuraikan di atas, tentu dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya,      kebaikan dan kejahatan sejak dulu telah dicari oleh manusia.
Dalam ajaran islam, perbuatan yang baik dan buruk diperkenalkan oleh al-qur’an dan as-sunnah. Manusia dan akalnya tinggal memilih, apakah memilih jenis perbuatan yang baik atau sebaliknya.Kemudian Allah SWT juga akanmenentukan akibat yang akan diperoleh bagi yang yang memilih jenis baik atau buruk. Akibatnya berupa pahala dan dosa, sedangkan sanksi yang akan diterapkan berupa siksan diakhirat kelak, yaitu neraka, dan bagi yang berakhlak baik akan diberi pahala surga, yaitu suatu tempat yang sangat indah, dan serbatersedia bagi orang-orang yang saleh,
2.3Aliran-Aliran Ilmu Akhlak Praktis
Aliran-aliran ilmu akhlak diantaranya adalah sebagai berikut.
2.3.1 Behaviourisme
Peletak dasar aliran behaviourisme adalah ivan petrovicth Pavlov (1849-1936) dan williwm McDougall (1871-1938). Menurut aliran behaviourisme, insting adalah kecendrungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Semua tinggkah laku manusia bisa dikembalikn pada insting yang mendasarinya, dan yang paling menonjol mewariskan insting adalah orang tuanya karena itu disebut dengan insting orangtua (parentalanstinct)aliran behaviourisme memandang ,manusia sebagai makhluk yang tidak jauh berbeda dengan mesin (homo machanicus)yang dapat dikendalikan perilakunya melalui proses pengondisian yang terus-menerus (condotioning).
Agar tingkah laku manusia berkembang lebih baik, perlu dilakaukan rekayasadan modofikasi dalam pelatihan dan pendidikannya. Oleh sebab itu, pengaruh pendidikan dalam lingkungan keluarga dan sekolah yang berubah-ubah akan semakin mendewasakan anak didik, begitu pula pergaulan dengan lingkungan yang lebih luas.
Berdsarkan aliran ini, di berbagai bidang pendidikan dan pesikotrapi telah dilakukanprosespengembanganpemelajaranpadaanakdidiknyaserta prosespenyembuhan bagi


orang yang memiliki kelemahan bertingkah laku normative. Dalam bidang pendidikan, dilakukan upaya merangsang anak didikagar lebih giat belajar dengan metode yang direkayasamelalui dua pola, yaitu pola instrumental dan pola verbalitik.
Menurut behaviourisme, tingkah laku manusia membutuhkan puian untuk memuaskan dirinya karena kepuasan akan menimbulkan rasa bangga dan ingin mengulanginya kembali. Oleh sebab itu, tingkah laku yang membahagiakan cenderung ingin diulangi.Ini yang disebut dengan law of effect, yaitu perilaku yang menimbulkan akibat-akibat yang memuaskan cenderung diulang. Sebalik-nya, bila akibat-akibat yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.
Akhlak seseorang tidak terlepas dari prosen peneladanan kepada orang lain. Berakhlak seperti orangtuanya, kawan-kawannya, tokoh idolanya atau ingin akhlak seperti Nabi Muhammad SAW. Dalam behaviourisme, cara ini disebut dengan modeling, yaitu munculnya perubahan perilaku karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang disenangi.
2.3.2        Strukturalisme
Menurut aliran strukturalisme, pengalaman menjadi unsur-unsur kesadaran yang akan memiliki makna apabila bersatu. Pengalaman akan membantu manusia berakhlak yang lebih baik dan hati-hati karena pengalaman memberikan pelajaran yang berharga bagi kehidupan.
2.3.3        Fungsionalisme 
Fungsionalisme berpandangan bahwa manusia bertahan hidup dengan cara melakukan tingkah laku yang adaptable dengan dilingkungan sekitarnya. Setiap adaptalitas berkaitan dengan kelompok manusia tertentu disesuaikan dengan identitas psikoliginya masing-masingsecara normative.Aliran ini lebih bersifat pragmatis dalam bertingkah laku dan mencapai tujuan.
Tokoh-tokoh yang terkenal dalam fungsional yaitu William jame(1842-1910), John Dewey (1859-1952), James Roland(1867-1949), Angel Harvey A. Carr (1873-1954), JamesMCKENN Cattell(1866-1944), E. l Thorndike(1874-1949), dan R.S Woodwort (1969-1962).
Pada dasarnya, menurut aliran fungsionlisme, akhlak manusia berada pada trsdisi normative yang tidak bernilai tinggi, tetapi setelah manusia memahami makna perbuatan dan tingkah laku, setiap perbuatan di nilai menurut fungsi dan manfaatnya. Jadi , jangan di kerjakan apabila mengakibatkan kerugian karena hal itu tidak fungsional.


2.3.4 Kognitivisme
Aliran yang berpandangan bahwa akhlak manusia dapat di kembangkan oleh suatu proses pendidikan, peningkatan akal budinya dan pembinaan kognitif di lingkungan tertentu, seperti sekolah,keluarga,dan aktifitas yang ada di lungkungan masyarakat.
2.3.5 Progressivisme
Progressivisme berpandangan bahwa kemampuan inteligensi manusia merupakan alat untuk hidup, kesejahtraan, dan mengembangkan kepribadian manusia. menurut penganut aliran ini, akhlak manusia, bersifat medeka,dapat dikembangkan terus menerus sepanjang memiliki tingkat kecerdasan berinteraksi dan mengadopsi berbagai gejala alamiah dan lingkungan di sekitarnya. Manusi akan terus maju, tumbuh dan berkembangkan lebih beradab dan memiliki kebudayaan yang lebih memungkinkan untuk mencapai tujuan utama dalam hidupnnya.




















BAB III
KESIMPULAN



               Akhlak adalah salah satu bagian terpenting dalam diri manusia yang dapat menunjukkan baik buruknya manusia. Akhlak juga memiliki aliran-aliran, aliran-aliran dalam ilmu akhlak terbagi menajdi dua yaitu aliran ilmu akhlak filosofis dan aliran ilmu akhlak praktis.Aliran ilmu akhlak filosofis ada 15, yaitu : Positivisme, organisme, pragmatisme, humanisme, kapitalisme, marxisme, materialisme, naturalisme, hedonisme, teologis, ultilitarisme, idealisme, rasionalisme, empirisme, vitalisme. Adapun aliran akhlak praktis itu ada 5, yaitu: Behaviourisme, strukturalisme, fungsionalisme, kognitivisme, progressivisme.
Dalam ajaran islam, perbuatan yang baik dan buruk diperkenalkan oleh al-qur’an dan as-sunnah. Manusia dan akalnya tinggal memilih, apakah memilih jenis perbuatan yang baik atau sebaliknya. Kemudian Allah SWT juga akan menentukan akibat yang akan diperoleh bagi yang yang memilih jenis baik atau buruk. Akibatnya berupa pahala dan dosa, sedangkan sanksi yang akan diterapkan berupa siksaan diakhirat kelak, yaitu neraka, dan bagi yang berakhlak baik akan diberi pahala surga, yaitu suatu tempat yang sangat indah, dan serba tersedia bagi orang-orang yang saleh.
















Tidak ada komentar:

Posting Komentar