2.1 Pengertian Akhlak
Akhlak
dari segi bahasa berasal dari pada perkataan “khulq” yang berarti perilaku perangai
atau tabi’at. Maksudnya seperti terkandung dalam kata-kata Aisyah berkaitan
akhlak Rasulullah saw, yang bermaksud: “Akhlaknya (Rasulullah) adalah
al-quran”. Akhlak Rasulullah yang dimaksudkan di dalam kata-kata di atas adalah
kepercayaan, keyakinan, pegangan sikap dan tingkah laku Rasulullah saw yang
semuanya merupakan pelaksanaan ajaran Al-quran.
Akhlak
dari segi istilah : Menurut imam Al Ghazali ”
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalm jiwa yang daripadanya timbul
perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pertimbangan terlebih dahulu.
Menurut ibnu Maskawih ” Akhlak adalah keadaan jiwa seseorang yang mendorong
untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa pertimbangan akal fikiran terlebih
dahulu”. Menurut professor Dr Ahmad Amin, “Akhlak ialah kehendak yang
dibiasakan dan ia akan menjadi kebiasaan yang mudah dilakukan”.Dari definisi tersebut dapat kita pahami bahwa akhlak
merupakan suatu perlakuan yang tetap sifatnya di dalam jiwa seseorang yang
tidak memerlukan daya pemikiran di dalam melakukan suatu tindakan.
Dalam islam akhlak
adalah bersumber dari dua sumber yang utama yaitu al-qur’an dan al-sunnah. Ini ditegaskan oleh
Rasulullah saw, dalam sepotong hadist yang bermaksud: “Sesungguhnya aku
diutuskan hanya semata-mata untuk menyempurnakan akhlak yang mulia”.Allah swt
telah memuji Rasulullah karena akhlaknya yang baik seperti yang terdapat dalam
al-qur’an, firman Allah yang artinya “Sesungguhnya engkau seorang memiliki
pribadi yang agung(mulia)”.
2.2 Aliran-Aliran ilmu akhlak
Sesuatu yang disebut baik atau buruk
itu relatife sekali, karena bergantung pada pandangan dan penilaian masing-masing
yang merumuskannya dan pengertian ini bersifat subjektif karena bergantung pada
individu yang menilanya.Perkembangan pemikiran manusia selalu berubah-ubah,
begitu juga patokan yang digunakan orang untuk menentukan baik dan buruk
manusia.Aliran-aliran ilmu akhlak terbagi menjadi 2 yaitu aliran-aliran ilmu
akhlak filosofis dan aliran-aliran ilmu akhlak praktis.
2.2.1
Aliran-aliran ilmu akhlak filosofis
Akhlak manusia
dapat dilihat dari aliran-aliran yang terdapat dalam filsafat, yaitu sebagai
berikut:
2.2.1.1 Positivisme
Positivisme
diperkenalkan oleh Auguste Comte (1798-18857), yang tertuang dalam karya utama
Auguste Comte, cours de Philosophic
positive.Kaum positivis percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari
alamn dan metode-etode penelitian empiris dapat dipergunakan untuk menemukan
hokum-hukum kehidupan alamiah.Kebanyakan kelompok positivis berasal dari
kalangan orang-orang yang progresif, yang bertekad mencampakkan tradisi-tradisi
irasional dan memperbaharui masyarakat menurut hokum alam sehingga menjadi lbih
rasional.
Kaum
positivisme
percaya bahwa penemuan hukum-hukum
alam akan membukakan batas-batas
pasti yang (inherent) dalam kenyataan sosial.
Skeptisisme menurut Comte, berhubungan dengan usaha-usaha pembaruan
besar-besaran serta penghargaan
terhadap tonggak-tonggak keteraturan sosial
tradisioanl. Oleh sebab itu positivisme
menjadi awal perselingkuhan dengan organisme.
Pandangan positivisme, masyarakat merupakan suatu
keseluruhan organik yang kenyataannya lebih daripada sekadar jumlah
bagian-bagian yang saling bergantung. Masyarakat juga merupakan suatu bagian
dari alam, seperti halnya gejala fisik. Masyarakat merupakan bagian dari alam
untuk memperoleh pengetahuan tentang masyarakat menuntut pengetahuan empiris
dari ilmu-ilmu alam lainnya.
Dalam pandangan positivisme, akhlak manusia merupakan
bagian penting dari akhlak masyarakat, dan akhlak masyarakat berlaku secara
alamiah yang perlu diteliti secara empiris, rasional, dan objektif. Oleh karena
itu, masyarakat yang baik akhlaknya adalah masyarakat yang berperilaku secara
alamiah dan selalu berkaitan dengan keseluruhan anggota masyarakat yang
sifatnya tradisional dan konservatif. Sedangkan akhlak
masyarakat yang
buruk adalah yang bertingkah laku dengan cara mempertahankan keyakinan terhadap
hal-hal yang tidak masuk akal,
teologis, dan mistik.
2.2.1.2 Organisme
Aliran organisme masih
berhubungan dengan positivisme. Organisme berpandangan bahwa masyarakat
merupakan suatu organisme, yang keseluruhannya lebih dari sekadar jumlah
bagian-bagiannya dan hanya dapat dimengerti sebagai totalitas. Masyarakat yang
benar hanya dapat mempertahankan kebenarannya jika ia senantiasa memahami
fungsi-fungsi
sosial
sebagaimana memahami fungsi-fungsi biologis. Individu sesungguhnya adalah
kelompok karena pemahaman terhadap organ tubuh merupakan pemahaman tentang keseluruhan fungsi organik.
Dalam perspektif
organisme, usaha untuk membentuk pembaruan-pembaruan akan mengganggu keutuhan
masyarakat yang alamiah dan tradisional normative. Mereka yang menerima pandangan
ini sangat takut akan bayang-bayang
suatu masyarakat yang bukan masyarakat sebenarnya, tetapi sekadar masa individu
tanpa ikatan moral. Mereka takut tekanan positivis pada pembaruan dan
kepentingan diri individual yang mengatasnamakan rasio.
Menurut aliran
organisme, masyarakat yang
ideal adalah masyarakat yang bertahan dengan kesepakatan organiknya, yaitu
kekeluargaan, gotong-royong, dan tidak memisahkan kepentingan individu dengan
kepentingan sosial
secara umum. Olehkarenaitu,
masyarakatlah yang paling menentukan nilai baik dan buruk. Kebudayaan masyarakat hancur dan tidak
berdaya guna disebabkan penyimpangan individual yang mengatasnamakan
masyarakat. Dengan demikian,
seluruh aktivitas masyarakat yang rasionalistik dan politis sesungguhnya
merupakan ide-ide individualis yang akan menghilangkan kepentingan bersama.
2.2.1.3 Pragmatisme
Pragmatisme
berasal dari kata “pragma” (bahasa Yunani), yang berarti tindakan, perbuatan. Pragmatisme
adalah aliran dalam filsafat yang berpandangan bahwa kriteria kebenaran dilihat
dari kegunaan bagi kehidupan nyata. Pragmatisme berpandangan bahwa substansi
kebenaran adalah segala sesuatu memiliki fungsi dan manfaat bagi kehidupan. Misalnya,
beragama sebagai kebenaran jika agama memberikan kebahagiaan.
Tokoh
utama pragmatism adalah William James, lahir di New York City pada tahun 1842 M
dan wafat pada tahun 1910 M. Pandangan pragmatism yang paling utama adalah
nilai dan konsep tentang akibat suatu perbuatan. Kebenaran suatu
perbuatan bergantung pada kerja dan akibatnya.Artinya, bergantung pada
keberhasilan perbuatan. Pertimbangan
suatu akhlak dianggap benar bila bermanfaat bagi pelakunya.
Hal-hal
yang tidak berguna, tidak mendatangkan kesejahteraan, dan tidak masuk akal
sebaiknya tidak dikerjakan.Sebagaimana dalam agama-agama yang hanya penuh
dengan janji-janji irasional dan metafisikal.Berbuatlah yang pasti-pasti saja,
yang secara praktis memberikan manfaat secara langsung pada kehidupan
nyata.Jadi, tidak perlu harus menunggu pahala di akhirat yang tidak jelas. Perbuatan
demikian akan dikalahkan oleh seoramg
pedagang kecil, yang
menjual dagangannya dan langsung menerima keuntungan secara kontan.
2.2.1.4 Humanisme
Humanisme,
menurut Ali Syariati (1992:39), berkaitan dengan eksistensi manusia humanism
merupakan bagian dari aliran filsafat yang menyatakan bahwa tujuan pokok dari
segala sesuatu adalah kesempurnaan manusia.Aliran ini memandang bahwa manusia
adalah makhluk mulia yang semua kebutuhan pokok diperuntukkan untuk memperbaiki
spesiesnya.
Kaum
radikalis yang merupakan pemikir-pemikir humanism modern dan
penganjur-penganjurnya di Eropa abad ke 18 dan awal abad ke 19, dalam
keterangan yang mereka publikasikan pada tahun 1800 menyatakan,”Singkirkan
Tuhan dari kadidah moral, dan gantiakn dengan kata hati sebab manusia adalah
makhluk yang mempunyai kata hati yang bersifat moral bawaan”.
Akhlak kaum humanis
selalu mengedepankan pentingan tertinggi manusia. Oleh sebab itu, jika masih ada ajaran agama, tuhan dengan
segala tuntutannya pada manusia dan negara yang mengatur kebebasan manusia,
semuanya harus dilenyapkan karena telah mendahului kepentingan manusia. Di
dunia ini, tidak ada lagi yang paling penting, kecuali manusia.
2.2.1.5 Kapitalisme
Kapitalisme
adalah aliran filsafat ekonomi paling dibenci oleh sosialisme yang berawal dari
humanism. Diantara tokoh utama yang sngat benci pada kapitalisme adalah Karl
Marx menurut Karl Marx, kapitaalisme telah melakukan dehumanisasi besar-besaran
dengan pandangan dan serangannya yang hebat. Dengan kekuatan modal, seluruh
manusia dapat ditundukkan. Jadi, akhlak manusia yang berprinsip pada
kapitalisme selalu berpandangan bahwa tingkah laku manusia baik atau buruk
sangat bergatung pada kekayaannya. Jika manusia kaya, siapapun dapat
disingkirkan. Orang-orang miskin dengan mudah dijadikan robot kaum
kapitalis, Negara-negara berkembang akan disetir oleh utang-utang yang semakin
menumpuk yang dipinjam dari Negara kapitalis.
Pada zaman global,
pandangan tentang modal sangat utama untuk menentukkan nasib kehidupan manusia
semakin menguat. Oleh karena itu, kapitalisme akan menciptakan individualism,
materialism, hedonism, dan liberalism.
2.2.1.6 Marxisme
Penganut ajaran karl
marx disebut marxisme. Kaum marxisme berpandangan bahwa etika tidak ada
hubungannya dengan pemasangan norma-norma abstrak dan daftar-daftar
kewajiban.Urusan etika adalah hal kebaikan. Adapun kebaikan adalah motivasi-motivasi yang bebas dan creative, yang
tidak memerlukan tekanan dari dalam atau perlindunagn dan paksaan dari luar
yaitu kegiatan-kegiatan tanpa pamrih yang tidak takut pengetahuan dan tidak
memerlukan kekeliruan. Sebaliknya, kejahatan-kejahatan
meskipun tidak dapat dimusnahkan bersifat benalu terhadap yang baik. Kejahatan
tidak hanya berkonflik dengan yang baik, melainkan berkonflik dengan kejahatan
lain. Kejahatan dilakukan demi pamrih, berlawanan dengan sikap tanpa pamrih
represif bertentangan dengan kebebasan, kejahatan bertentangan dengan sikap produktif. Kebaikan bersifat universal sedangkan
kejahatan bersifat particular.
Sifat-sifat khas yang
baik memperlihatkan diri dalam cinta kasih dan kleberanian dalam semangat
ilmiah, seni, dan produktif. Kebaikan adalah kejujuran yang berkarya yang baik
tidak memerlukan sensor, hukuman, perlindungan sebagai bagian cara
kerjanya(Franz magnis, 1992:126).
Akhlak
marxisme bukan akhlak yang buruk jika dilihat dari sisi upaya menyatukan
kekuatan manusia. Masyarakat adalah symbol kekusaaan dan kekuatan. Oleh karena
itu, agama dan Negara tidak dibutuhkan jika membebani manusia dengan standar
moral yang diciptakan secara paksa, moralitas manusia telah ada dalam diri
manusia, bukan berasal dari agama atau Negara.
Menurut Marxisme, manusia
selalu menemukan diri dalam struktur-struktur social tertentu.
Struktur-struktur trsebut meupakan kerangka acuan bagi tindakan-tindakannya
meanusia dalam pekerjaannya terus menerus membangun dan mengubah struktur-struktur
yang sudah usang. Keselamatan masyarakat dapat terwujud
dengan syarat hak milik pribadi atas alat-alat produksi dihapus.Manusia
diberdayakan oleh dirinya sendiri sehingga interaksi antar manusian tidak
diperlukan.
2.2.1.7 Materialisme
Materialisme adalah
aliran dalam filsafat yang mengatakan bahwa yangpaling ada dan selalu benar
adalah materi. Bagi penganut
materialisme, akhlakmanusia bertujuan mengejar materi karena manusia
mementingkan materi yang merupakan unsur dirinya sendiri. Materilisme tidak
mempercayai adanya kehidupan setelah dunia karena kehancuran dunia adalah
kehancuran materi.
2.2.1.8 Naturalisme
Menurut
Naturalisme akhlak yang baik adalah akhlak yang sesuai dengan fitrah alamiyah,
sedangkan akhlak yang buruk adalah akhlak yang keluar dari fitrah alamiyah
manusia. Fitrah adalah naluri kemanusiaan yang sudah ada
sejak manusia dilahirkan.
Aliran naturalisme berpendirian bahwa segala
sesuatu dalam dunia akan menuju
tujuan tertentu, dengan memenuhi panggilan
natur setiap sesuatu dapat sampai
pada kesempurnaan. Sepeti pada benda benda, tumbuh-tumbuhan juga termasuk di dalamnya, tetapi dapat di capai secara otomatis
tanpa di sertai dengan
pertimbangan dan perasaan. Hewan menuju tujuannya itu dengan kehewanannya, sedangkan manusia menuju tujuan itu
dengan akal pikirannya. Karena
akal menjadi wasilah bagi manusia untuk mencapai kesempurnaannya, manusia harus
melakukan kewajibannya dengan berpedoman pada akal.
2.2.1.9 Hedonisme
Aliran
hidionisme adalah aliran filsafat yang terhitung tua, karena berakar pada
pemikiran filsafat yunani. Menurut paham ini banyak yang disebut perbuatan yang
baik adalah perbuatan yang akan mendatangkan suatu kelezatan, kenikmatan dan
kepuasan nafsu biologis. Aliran ini tidak mengatakan bahwa semua mengandung
kelezatan, melainkan adapula yang mendatangkan kepedihan, dan apabila harus
memilih manakah perbuatan yang harus dilakukan maka yang dilakukan adalah yang
mendatangkan kelezatan. Maka apabila terjadi keraguan dalam memilih sesuatu
perbuatannya, harus diperhitungkan banyak sedikitnya kelezatan dan
kepedihannya.
2.2.1.10 Teologis
Aliran Teologis adalah
aliran yang mengatakan bahwa kebenaran berpusat dari
Tuhan. Oleh karena itu,manusia yang berakhlak baik adalah manusia yang
mengikuti hukum-hukumTuhan. Salah satu tokoh aliran teologis adalah Augustinus.
2.2.1.11 Utilitarisme
Maksud
utilitarisme adalah untuk sesama manusia/semua mahluk yang memiliki perasaan. Dalam
abad sekarang ini kemajuan di bidang teknik cukup meningkat dan kegunaanlah
yang menentukan segala-galanya. Namun dengan paham ini terkadang cenderung
ekstim dan kegunaan hanya dari sudut padat materialistik kegunaan dalam arti
bermanfaat yang tidak hanya berhubungan dengan
materi melainkan juga dengan bersifat rohani biasa diterima
2.2.1.12 Idealisme
Etika plato bersifat rasional dan
mencerminkan intelektualitas yang tinggi. Dasar ajarannya
adalah mencapai sutu akal budi yang baik. Akal budi artinya, mengetahui. Pendapat plato tentang etika, berpihak
pada ajarannya tentang idealisme dunia dalam teori pengetahuan diteruskannya ke
dalam praktik hidup. Dari pengetahuan sebenarnya dialektik timbul akal budi
yang tinggi daripada yang dibawakan oleh pengetahuan dari pandangan yang tidak
berbudi, menurut plato, ada dua macam budi, yaitu:
Budi filosofis,
yang timbul dari pengetahuan dengan pengertian
Budi biasa, yang
dibawa oleh kebiasn orang banyak
2.2.1.13Rasionalisme
Menurut Rasionalis, rasio merupakan sumber kebenaran. Hanya rasio yang dapat membawa
orang menuju kebenaran. Yang benar hanyalah tindakan akal yang terang
benderang yang di sebut Idaes claires el distinces. Idea terang benderang ini pemberian tuhan sebelum orang dilahirkan, dan tidak mungkin salah.
Menurut aliran
Rasionalis, suatu pengethuan diperoleh dengan cara berfikir, akhlak manusia yang benar adalah yang
didasarkan pada rasio, bukan pada penglaman.
2.2.1.14 Empirisme
Empirisme
adalah salah satu aliran dari filsuf yang menekankan peranan pengalaman dalam
memperoleh pengetahuan dan mengecilkan peranan akal. Istilah empirisme diambil
dari bahasa yunani “emperia”, yang berarti coba-coba atau pengalaman
Penganut
Empirisme berpandangan bahwa pengalaman merupakan suatu sumber pengetahuan bagi
manusia yang mendahului rasio. Tanpa pengalaman rasio tidak memiliki kemampuan
untuk gambaran tertentu. Walaupun menggambarkan sedemikian rupa, tanpa
pengalaman, rasio adalah khayalan belaka
Dalam
pandangan empirisme, akhlak manusia terus berkembang karena bagian dari
penggalian pengalaman dan kebenaran yang diperoleh manusia adalah ketika
pengalaman hidupnya semakin banyak, sehinggan manusia akan memiliki kemampuan
yang lebih cerdas dalam memilih dan memilah bentuk-bentuk perbuatan.Akhlak baik dan buruknya diukur oleh
pengalaman pribadinya masing-masing.
2.2.1.15 Vitalisme
Menurut faham ini yang
baik adalah yang mencerminkan kekuatan dalam hidup manusia. Faham ini pernah
diperaktekan pada penguasa zaman para feodalisme terhadap
kaum yang lemah dan bodoh. Dengan
kekuatan dan kekuasaan yang dimiliki ia menggambarkan pola hidup feodalisme,
dictatordantiranic. Perbuatan dan ketetapan menjadi contoh bagi masyarakat,
mengingatorang yang bodoh dan lemah selalu mengharapkan pertolongan dan
bantuan.
Aliran-aliran
filosofis sebenarnya masih banyak, tetapi dengan beberapa aliran yang diuraikan
di atas, tentu dapat disimpulkan bahwa pada dasarnya, kebaikan dan kejahatan sejak dulu telah dicari oleh manusia.
Dalam ajaran islam,
perbuatan yang baik dan buruk diperkenalkan oleh al-qur’an dan as-sunnah. Manusia dan
akalnya tinggal memilih, apakah memilih jenis perbuatan yang baik atau
sebaliknya.Kemudian Allah SWT juga akanmenentukan akibat yang akan diperoleh
bagi yang yang memilih jenis baik atau buruk. Akibatnya berupa pahala dan dosa,
sedangkan sanksi yang akan diterapkan berupa siksan diakhirat kelak, yaitu neraka,
dan bagi yang berakhlak baik akan diberi pahala surga, yaitu suatu tempat yang
sangat indah, dan serbatersedia bagi orang-orang yang saleh,
2.3Aliran-Aliran Ilmu Akhlak Praktis
Aliran-aliran ilmu akhlak diantaranya
adalah sebagai berikut.
2.3.1 Behaviourisme
Peletak
dasar aliran behaviourisme adalah ivan petrovicth Pavlov (1849-1936) dan
williwm McDougall (1871-1938). Menurut aliran behaviourisme, insting adalah
kecendrungan bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan
sejak lahir dan tidak dipelajari sebelumnya. Semua tinggkah laku manusia bisa
dikembalikn pada insting yang mendasarinya, dan yang paling menonjol mewariskan
insting adalah orang tuanya karena itu disebut dengan insting orangtua
(parentalanstinct)aliran
behaviourisme memandang ,manusia sebagai makhluk yang tidak jauh berbeda dengan
mesin (homo machanicus)yang dapat dikendalikan perilakunya melalui proses
pengondisian yang terus-menerus (condotioning).
Agar tingkah laku
manusia berkembang lebih baik, perlu dilakaukan rekayasadan modofikasi dalam
pelatihan dan pendidikannya. Oleh sebab itu, pengaruh pendidikan dalam
lingkungan keluarga dan sekolah yang berubah-ubah akan semakin mendewasakan
anak didik, begitu pula pergaulan dengan lingkungan yang lebih luas.
Berdsarkan
aliran ini, di berbagai bidang pendidikan dan pesikotrapi telah
dilakukanprosespengembanganpemelajaranpadaanakdidiknyaserta prosespenyembuhan
bagi
orang
yang memiliki kelemahan bertingkah laku normative. Dalam bidang pendidikan,
dilakukan upaya merangsang anak didikagar lebih giat belajar dengan metode yang
direkayasamelalui dua pola, yaitu pola instrumental dan pola verbalitik.
Menurut
behaviourisme, tingkah laku manusia membutuhkan puian untuk memuaskan dirinya
karena kepuasan akan menimbulkan rasa bangga dan ingin mengulanginya kembali.
Oleh sebab itu, tingkah laku yang membahagiakan cenderung ingin diulangi.Ini
yang disebut dengan law of effect, yaitu perilaku yang menimbulkan
akibat-akibat yang memuaskan cenderung diulang. Sebalik-nya, bila akibat-akibat
yang menyakitkan akan cenderung dihentikan.
Akhlak seseorang tidak terlepas dari
prosen peneladanan kepada orang lain. Berakhlak seperti orangtuanya, kawan-kawannya,
tokoh idolanya atau ingin akhlak seperti Nabi Muhammad SAW. Dalam
behaviourisme, cara ini disebut dengan modeling, yaitu munculnya perubahan
perilaku karena proses dan peneladanan terhadap perilaku orang lain yang
disenangi.
2.3.2
Strukturalisme
Menurut
aliran strukturalisme, pengalaman menjadi unsur-unsur kesadaran yang akan
memiliki makna apabila bersatu. Pengalaman akan membantu manusia berakhlak yang
lebih baik dan hati-hati karena pengalaman memberikan pelajaran yang berharga
bagi kehidupan.
2.3.3
Fungsionalisme
Fungsionalisme berpandangan bahwa manusia
bertahan hidup dengan cara melakukan tingkah laku yang adaptable dengan
dilingkungan sekitarnya. Setiap adaptalitas berkaitan dengan kelompok manusia
tertentu disesuaikan dengan identitas psikoliginya masing-masingsecara
normative.Aliran ini lebih bersifat pragmatis dalam bertingkah laku dan
mencapai tujuan.
Tokoh-tokoh
yang terkenal dalam fungsional yaitu William jame(1842-1910), John Dewey
(1859-1952), James Roland(1867-1949), Angel Harvey A. Carr (1873-1954),
JamesMCKENN Cattell(1866-1944), E. l Thorndike(1874-1949), dan R.S Woodwort
(1969-1962).
Pada dasarnya, menurut aliran fungsionlisme, akhlak
manusia berada pada trsdisi normative yang tidak bernilai tinggi, tetapi setelah
manusia memahami makna perbuatan dan tingkah laku, setiap perbuatan di nilai
menurut fungsi dan manfaatnya. Jadi , jangan di kerjakan apabila
mengakibatkan kerugian karena hal itu tidak fungsional.
2.3.4 Kognitivisme
Aliran
yang berpandangan bahwa akhlak manusia dapat di kembangkan oleh suatu proses
pendidikan, peningkatan akal budinya dan pembinaan kognitif di lingkungan
tertentu, seperti sekolah,keluarga,dan aktifitas yang ada di lungkungan
masyarakat.
2.3.5 Progressivisme
Progressivisme berpandangan bahwa kemampuan inteligensi
manusia merupakan alat untuk hidup, kesejahtraan, dan mengembangkan kepribadian
manusia. menurut penganut aliran ini, akhlak manusia, bersifat medeka,dapat
dikembangkan terus menerus sepanjang memiliki tingkat kecerdasan berinteraksi
dan mengadopsi berbagai gejala alamiah dan lingkungan di sekitarnya. Manusi
akan terus maju, tumbuh dan berkembangkan lebih beradab dan memiliki kebudayaan
yang lebih memungkinkan untuk mencapai tujuan utama dalam hidupnnya.
BAB
III
KESIMPULAN
Akhlak adalah salah satu bagian terpenting dalam diri
manusia yang dapat menunjukkan baik buruknya manusia. Akhlak juga memiliki
aliran-aliran, aliran-aliran dalam ilmu akhlak terbagi menajdi dua yaitu aliran
ilmu akhlak filosofis dan aliran ilmu akhlak praktis.Aliran ilmu akhlak
filosofis ada 15, yaitu : Positivisme, organisme, pragmatisme, humanisme, kapitalisme, marxisme, materialisme,
naturalisme, hedonisme, teologis, ultilitarisme, idealisme, rasionalisme,
empirisme, vitalisme. Adapun aliran akhlak praktis itu ada 5, yaitu: Behaviourisme, strukturalisme, fungsionalisme, kognitivisme, progressivisme.
Dalam ajaran islam,
perbuatan yang baik dan buruk diperkenalkan oleh al-qur’an dan as-sunnah. Manusia dan
akalnya tinggal memilih, apakah memilih jenis perbuatan yang baik atau
sebaliknya. Kemudian Allah
SWT juga akan menentukan
akibat yang akan diperoleh bagi yang yang memilih jenis baik atau buruk.
Akibatnya berupa pahala dan dosa, sedangkan sanksi yang akan diterapkan berupa
siksaan diakhirat
kelak, yaitu neraka, dan bagi yang berakhlak baik akan diberi pahala surga,
yaitu suatu tempat yang sangat indah, dan serba tersedia
bagi orang-orang yang saleh.